Senin, 25 Agustus 2014

Naskah Drama Tradisional Madura (Materi Drama B. Daerah)


Naskah Drama Tradisional Madura
PANGERAN SACCADININGRAT III 


Pangeran Saccadiningrat menikah dengan saudara sepupu ibunya yang bernama Dewi Sarini, yang pada akhirnya mereka dikaruniai seorang putri bernama Saini dan diberi julukan R.A. Potre Koneng, karena kulit yang mengkilap dan kebaikan budi pekertinya. Potre Koneng tumbuh menjadi wanita cantik dan memiliki budi pekerti yang baik. Suatu hari ayahnya (P.Saccadiningrat) menghampiri Potre Koneng yang sedang duduk di taman.
P.Saccadiningrat     :” putriku….., sedang apa engkau, sepertinya sedang gembira “kata p.saccadiningrat
Potre koneng            : “Ayahanda …, maafkanlah ananda atas kelancangan hamba Yang Belum bisa memenuhi permintaan ayahanda”. Jawab Potre Koneng dengan lembut.
P. saccadiningrat     : “Dengan dasar apa engkau mengakatan hal yang demikian itu?” kata Pangeran Saccadiningrat ingin tahu
Potre koneng            : “Ananda sama sekali tidak mengetahui tentang masalah Perkawinan dan ananda lebih senang berbakti kepada Allah dari pada kawin”.Jawab Potre Koneng dengan tegas.

Kejadian itu berlangsung cukup lama yang pada akhirnya Potre Koneng berpamitan kepada ayahanda dan ibundanya untuk bertapa ke gua Payudan.
Potre Koneng meminta izin untuk menghadap Pangeran Saccadiningrat.

Potre Koneng           : “Ayahanda…, ananda mohon dengan penuh belas kasihan  ananda”. Jawab Potre Koneng sedih.

Setelah memikirkan dengan penuh pertimbangan akhirnya kedua orang tua Potre Koneng mengizinkan dengan syarat ditemani dengan pengiringnya.

P. saccadiningrat     :” bawalah pengiringmu “
Potre koneng            :”baiklah ayahanda “
Permaisuri                 :”hati-hati anakku “ kata Permaisuri mengkhawatirka Potre koneng.

Potre Koneng pun berangkat meninggalkan keraton menuju gua Payudan. Ia menjalani masa pertapaannya dengan tidak makan, minum dan tidur. Suatu hari tanggal empat belas Potre Koneng tertidur, yang dalam tidurnya Potre Koneng bertemu dengan seorang pemuda yang sangat tampan dan gagah.

potre koneng            : “Siapa engkau ini?” tanya Potre Koneng.
Adi poday                  :” Aku adalah Adi Poday” jawab pemuda tersebut.

Keesokan harinya, Potre Koneng kembali ke Sumenep ditemani pengiringnya.
Hari berganti hari, bulan berganti bulan. Ada sebuah keajaiban pada diri Potre Koneng, yaitu perutnya yang semakin membesar. Saat bersama ibu dan para pengawalnya yang sedang jalan-jalan di taman tiba-tiba Potre koneng mual-mual.

Permaisuri                 :” anakku, kenapakah dirimu ? apa kamu sakit ?”  kata permaisuri panic
Potre koneng            :”entahlah Ibunda, aku tidak tau !”

Permaisuri membawa potre koneng yang dipapah oleh pengawal ke kamarnya.

P.saccadiningrat      :”permaisuri, ada apa dengan anak kita ?  
                                       “ tanyanya yang juga panic
Permaisuri                 :” hamba tidak tau yang Mulia Raja ! “

Kemudian P.Saccadiningrat memanggil para pengawalnya :

P.saccadiningrat      :”pengawal…, “ kata P.Saccadingrat berteriak
Pengawal                  :”ada apa yang Mulia !
P.saccadiningrat      :”cepat panggilkan tabib “
Pengawal                  :”baik yang Mulia “

Setelah beberapa saat menunggu, akhirnya tabib datang

Tabib                          :”ada apa yang Mulia memanggil hamba !” kata tabib kemudian
P.saccadiningrat      :”tolong periksa potre koneng “
Tabib                          :”baiklah yang Mulia !”

Tabib mulai memeriksa potre koneng

Permaisuri                 :”bagaimana keadaan anakku tabib” Tanya permaisuri
Tabib                          :”maaf yang mulia permaisuri, sebenarnya yang mulia putrid tidak sakit,tapi sedang hamil “
P.Saccadiningrat     :“Potre Koneng …!! Apa yang telah engkau lakukan?! Engkau  Telah membuat aib yang sangat besar, yaitu engkau telah hamil di luar nikah dan telah merusak nama baik keraton ini”. Kata Pangeran Saccadiningrat.
potre koneng            :”apa !!!... hamil ? tidak, tidak mungkin ayahanda ! saya tidak pernah melakukannya” (menitikkan air mata)
P.saccadiningrat      :”apa katamu ?, cepat pergi dari kerajaan ini !!! “katanya marah”aku tidak mau melihatmu “.
Permaisuri                 :”jangan yang mulia, potre anak kita kenapa harus diusir ?”
P.saccadiningrat      :”diam !! jangan kau bela anak itu !! dia telah membuat kita malu dan telah merusak nama baik keraton ini” katanya “ pangawal !!! cepat bawakeluarpotre koneng “
Pengawal                  :”tapi yang mulia ?”
P.saccadiningrat      :”cepat !! apa kau juga akan aku usir dari kadipaten ini”
Pengawal                  :”baik yang mulia, hamba akan melakukanya “ kemudian menarik tangan potre koneng dengan paksa, pengawal 1 pun ikut menarik tangan potre koneng.
Potre koneng            :” tidak ayahanda ! tidak “
P.saccadiningrat      :” diam !! cepat pergi kau :”
***
 Semenjak di usir dari kerajaan Potre koneng tinggal di hutan bersama seorang dayangnya sampai ia melahirkan anaknya. Kemuadian Potre koneng menyuruh dayangnya untuk membuang anak tersebut.

Potre koneng            :”anakku aku sangat menyayangimu, maafkan ibu !” kata P.koneng mencium bayinya.
Dayang                      :” putri…, jangan putrid ! “ kata dayang itu
Potre koneng            : “Mbok! Aku tidak tega menyingkirkan bayi ini akan tetapi apa mau dikata inilah cara yang terbaik” kata sang putri menjelaskan.
Dayang                      :“Apa maksud tuan putri?” tanya si mbok penuh keheranan.
P.koneng                   :“Taruh anakku ini di tempat yang jauh dan aman”. Kata sang putrid menghawatirkannya.
Dayang                      :“Baik tuan putri hamba bersedia melakukan segala titik tuan putri dan demi keselamatan tuan putri” jawab si mbok.

Dengan sangat berat hati dan diiringi dengan deraian air mata sang putri menyerahkan bayi itu kepada si mbok. Maka berangkatlah si mbok ke hutan dan meletakkan bayi itu di tempat yang terjamin keamanannya. Bayi itu diletakkan di bawah pohon rindang dan di tutup dengan dedaunan, setelah melaksanakan tugasnya itu maka sang pengasuh kembali ke keraton.
***
Beberapa tahun kemudian

Dikeraton P. saccadiningrat membuat perjanjian yang diumumkan kepada seluruh rakyat Sumenep.

P. saccadiningrat     :”barang siapa yang dapat mengalahkan dempo awang, akan ku angkat menjadi raja di istana ini “.
           
Mendengar janji P.saccadiningrat, banyak para pemuda yang mencoba untuk mengalahkan dempo awang namun, sayang tidak ada satupun yang berhasil mengalahkannya. Suatu ketika ketika sedang terjadi peperangan di kerajaan Joko tole datang membantu P.saccadiningrat untuk mengalahkan Dempo awang.
Dempo awang          :” siapa kau anak muda ! jangan ikut campur atau ku hancurkan kau !”kata Dempo awang marah.
Joko tole                    :”jangan banyak bicara ! hadapi aku” kata Joko tole menantang.
            
Peperangan terjadi antara Joko tole dan Dempo awang yang kemudian dimenangkan oleh Joko tole. P.saccadingrat senang melihatnya dan memanggil Joko tole untuk mendekat.

P. saccadiningrat     :”siapa namamu anak muda ! “ kata P. saccadiningrat
Joko tole                    :” sembahku pada yang Mulia, nama hamba Joko tole “ sambil berlutut
P. saccadiningrat     :” karena kamu berhasil mengalahkan Dempo awang maka kamu akan ku angkat menjadi raja di keraton ini.
            
Belum sempat menjawab, kemudian Mpu kelleng datang.

Mpu kelleng              :” mafkan hamba yang Mulia karena lancang mengganggu yang Mulia.” Kata Mpu kelleng tiba-tiba.
Joko tole                    :” ayah….” Kata Joko tole kaget.
P. saccadiningrat     :”apa dia ayahmu ?” Tanyanya pada Joko tole
Joko tole                    :” iya yang Mulia”
P. saccadiningrat     :”putramu sangat hebat “ kata P. saccadiningrat memuji.
Mpu kelleng              :”terimakasih yang Mulia. Yang Mulia sebenarnya ada yang ingin hamba sampaikan kepada anda!“
P. saccadiningrat     :” apa yang ingin kau katakana ? “
Mpu kelleng              :”sebenarnya hamba bukan orang tua Joko tole. Orang tua Joko tole yang sebenarnya adalah …... “ kata Mpu kelleng gugup, kemudian melanjutkan perkataannya “ yang Mulia, Joko tole ini adalah putra dari yang Mulia potre koneng “.
P. saccadiningrat     :” apa ?, benarkah ?” kata P. saccadiningrat tidak percaya.
Mpu kelleng              :” iya yang Mulia.”
P. saccadiningrat     :”berarti kau adalah cucuku Joko tole “ kata P. saccadiningrat memeluk joko tole.
Joko tole                    :” kakek …! “ dalam pelukan kakeknya
P. saccadiningrat     :” sekarang dimana putriku Potre koneng ? “ Tanya P. saccadiningrat kepada Mpu kelleng   
          
Kemudian Potre koneng datang bersama permaisuri dan dayangnya.

Potre koneng            :” hamba disini ayahanda ! “ kata potre koneng.
P. saccadiningrat     :” putriku ….
Joko tole                    :” ibu…

Setelah P. Saccadiningrat mengetahui semuanya maka mereka berpelukan dengan rasa bahagia

By. Daniel


Tidak ada komentar:

Posting Komentar